div.fullpost {display:none;} div.fullpost {display:inline;} Catatan Perjalanan: Lee Kecil

Selasa, 11 Agustus 2009

Lee Kecil

semurni jiwa, seputih raga
sebening embun yang jatuh satu-satu

Seperti bayi-bayi dari Desa Siwalan pada umumya, Lee (demikian panggilannya) awal lahir dengan warna kulit putih kemerah-merahan. Yang sedikit membedakan adalah bentuk matanya yang cenderung sipit seperti anak-anak Tionghoa. Tapi tidak seperti anak lainnya yang pada saat besar cenderung kulitnya berwarna coklat, Lee lebih cenderung ke arah putih.
Kadang-kadang tetangga memberikan canda pada bunda, "Anak siapa ini? kok putih dan sipit?" Canda yang tidak bermaksud apa-apa, tetapi lebih kearah memuji.

Anak ini memang mungkin dilahirkan dengan kebandelan yang untuk ukuran di desa sungguh luar biasa. Suatu waktu dia enak berkaca di sumur (di Desa Siwalan waktu itu sumur tidak menggunakan pelindung, hanya tanah digali, lalu hanya sekitar 3 meter sudah keluar mata air yang jernih. Airnya bisa diambil dengan menggunakan gayung pendek). Suatu waktu pula disaat hujan deras sambil merangkak-rangkak dia mengikuti bebek menuju kali yang tengah banjir, sesaat lain dia terjun dari punggung bunda jatuh kedalam kolam tempat bunda mencuci baju. Tapi untunglah sejauh ini dia selalu selamat. Entah Malaikat apa yang melindunginya.

Selebihnya, dia seperti anak-anak lain, merangkak, berlatih berjalan, berlatih berlari, dan akhirnya bisa lari-lari sepanjang pematang sawah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar